Kota Padang

Gubernur Ingatkan Agar Masyarakat Tak Kaitkan Fenomena Alam Dengan Mistis

Andilnews.com / Padang – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Prof. Irwan Prayitno didampingi Wakil Gubernur Nasrul Abit beserta Forkompimda Prov Sumbar, larut bersama ribuan jemaah di Mesjid Raya Sumbar untuk melaksanakan sholat khussuf (shalat gerhana bulan) usai ibadah Isya.
Shalat gerhana bulan dilaksanakan pada Rabu pukul 20.40 WIB, selain ibadah masyarakat juga ramai di pekarangan Masjid Raya Sumbar untuk menyaksikan gerhana bulan total.
Di lokasi tersebut, juga disediakan teropong dan layar lebar agar masyarakat dapat lebih jelas menyaksikan gerhana bulan.
Hingga puncaknya pukul 20.29 WIB gerhana bulan total belum bisa disaksikan dengan mata telanjang dari Masjid Raya Sumbar, namun masyarakat dapat melihatnya melalui teleskop yang telah disediakan.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengingatkan masyarakat jangan sampai fenomena alam itu diwarnai dengan mistik dan syirik. Untuk itu masyarakat tidak mengaitkan peristiwa alam dengan mitos-mitos yang menyesatkan.
“Super Blue Blood Moon adalah peristiwa alam biasa dan Allah telah menunjukkan kebesarannya. Peristiwa gerhana seperti ini hanya akan terjadi 152 sekali. Jangan sampai peristiwa alam ini dikaitkan dengan peristiwa mistik. Itu adalah syirik. Allah tidak akan mengampuni dosa Syirik, karena itu adalah dosa tak berampun. Untuk itu, Rasulullah menuntun kita untuk melaksanakan sholat sunnah khusyuf, agar kita terhindar dari kesyirikan. Mari kita berzikir dan tafakkur mengingat kebesaran Allah SWT dengan peristiwa ini, tanpa mengaitkan dengan mitos-mitos yang menyesatkan,” papar Irwan.
Ia juga bersyukur hari ini masih diberikan kekuatan dan hidayah serta digerakkan hatinya untuk shalat berjamaah bersama masyarakat Kota Padang.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang menyatakan masyarakat di Sumatera Barat bisa menyaksikan gerhana bulan total pada 31 Januari 2018.
“Jika cuaca cerah, masyarakat bisa melihat gerhana bulan total dengan mata telanjang,” kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono.
Gerhana Bulan total terjadi saat keseluruhan wajah bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi bumi.
“Puncak gerhana bulan total dapat dilihat mulai pukul 19.51 WIB dan puncaknya 20.27 WIB,” ujarnya.
Ketika gerhana bulan itu, juga bertepatan dengan fenomena jarak bulan dan bumi lebih dekat dari biasanya yakni sekitar 360.000 kilometer atau yang biasa disebut dengan bulan di perige.
Gerhana Bulan total terjadi saat keseluruhan wajah bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi bumi. (*)
(Visited 8 times, 6 visits today)